Rabu, 01 Juli 2015

Aku dan Masalalu



Hallo, apakabar masalalu? Aku berharap kamu baik-baik saja, tampaknya sudah lama sekali kita tidak bersua. Ya, sudah sangat lama sekali, aku sudah sibuk menatap masa depanku tapi kadang kamu masih suka mampir, walaupun sudah sering aku usir kamu, tapi dalam beberapa moment  kamu masih datang dan rasanya tidak berubah dari dulu hingga sekarang. Ya, setiap kamu datang tetap sakit dan pilu yang aku rasakan.
Tapi, tenang saja hai masalalu! Kamu bukan hanya menorehkan luka dihidupku tapi kamu pun menorehkan pelajaran berharga, bahkan sangat berharga dari yang aku duga. Oleh karena itu, aku ingin berterimaksih kepadamu. Karenamu, aku belajar ikhlas menerima akan takdir Allah, aku tahu apa itu pengorbanan, aku belajar tidak menjadi pendendam dan pendengki, dan yang paling penting kamu mengajarkanku bahwa hanya Allah lah sebaik-baik meminta tolong dan sebaik-baik tempat aku berharap.
Betapa baiknya Allah padaku, Allah mengenalkanku padamu untuk mengajarkan semua. Aku tahu, ketika hasil tak sesuai dengan harapan pasti kecewa dirasa, tapi disitulah bentuk kasih saying Allah padaku. Allah mengajaranku untuk selalu meminta padaNya segala apa yang aku butuhkan bukan selalu yang aku inginkan, karena Allah tahu apa yang aku butuhkan dan pasti itu yang terbaik untukku.
Ibaratnya ketika seseorang akan melakukan perjalanan dari desa ke kota, dia sudah sangat lama menunggu bis yang ia inginkan, satu jam, dua jam, tiga jam bis itu tidak kunjung datang, setelah 5 jam ia menunggu, akhirnya bis yang ia inginkan datang, tapi bisnya penuh tidak tersisa tempat duduk untuknya, tapi karena sudah 5 jam ia menunggu tidak mungkin ia membiarkan kesempatan ini berlalu, dia anggap ketika ia tidak naik ia akan kehilangan kesempatan untuk melakukan perjalanan dan bisnya pun lumayan langka didaerah tersebut. Akhirnya, ia putuskan tetap naik bis tersebut, tapi belum lama bis melaju dari titik keberangkatannya tiba-tiba bis mogok, mesinnya rusak. Sontak dia kesal, marah, pengorbanan yang ia lakukan sia-sia, sudah 5 jam ia menunggu dan ketika naik pun tidak ada tempat kosong untuk ia duduk, tapi ia tetap memaksakan diri demi tercapai keinginan tersebut, tapi Allah uji kesabarannya. Turunlah ia dari bis mogok itu, tapi tidak lama kemudian ada mobil lewat yang menawarinya tumpangan, setelah dilihat ternyata didalam mobil tersebut ada keluarga jauhnya. Kondisi mobilnya bagus, tidak desak-desakan, berAC dan kondusif.
Nah, begitulah masalalu! Kamu mengajarkanku hidup dengan penuh pengorbanan. Seperti orang tadi, awalnya aku kesal, marah, nangis setelah tahu pengorbanan yang aku lalui selama ini sia-sia. Tapi, kamu mengajarkanku “sungguh, tidak ada yang sia-sia di dunia ini, ketika Allah berkehendak, apa daya manusia?” dan memang betul Allah menjauhkan aku dari suatu hal yang tidak baik menurutNya dan menggantinya dengan yang jauh lebih baik menurutNya untukku.
Allah membawaku berjalan dimuka bumi ini diatas jalan yang mendaki lagi terjal, lelah memang, apalagi disamping kiri dan kanan aku melihat oranglain begitu bahagia bisa mendapatkan apa yang ia inginkan. Tapi begitulah cara Allah menunjukkan kasih sayangnya, Allah membawaku berjalan diatas ketidak mampuanku dan membentuk aku menjadi kuat dan tegar. Allah mengajarkanku bahwa berlian yang cantik itu tidak dihasilkan dari kemudahan layaknya besi, tapi melalui proses yang sukar, dia ditanam di induknya melalui proses penanaman yang rumit hanya seorang ahli yang bisa melakukannya, memerlukan waktu yang lama untuk bisa dipanen, setelah dipanenpun harus melalui proses pembakaran, pembentukan menjadi sebuah berlian yang cantik, ketika selesai dicetak dia berubah menjadi berlian yang cantik serta kuat, bahkan ketika dibakar dan ditindih dengan batupun dia tetap kuat tidak merubah bentuk aslinya.
Ya, begitulah Allah mengajariku wahai masalalu! Intinya Allah ingin aku jadi pribadi yang kuat dan tegar serta menjadi sosok yang percaya bahwa Allah sang maha pemilik jiwa manusia, Allah berhak atas diriku dan berhak atas segala nafas yang aku hembuskan, jadi wajar ketika Allah mengujiku dengan tujuan membentuk sosok pribadi terbaik menurut padanganNya.
Jadi saat ini aku memohon padamu duhai masalalu, pergilah! Aku tidak akan menatapmu lagi, aku disini sudah mulai menata diri, hati dan tentu rencana hidup yang lebih baik. Mungkin aku akan sedikit menyinggungmu ketika aku bercerita, tapi bukan karena aku enggan mengusirmu hanya saja aku ingin membuat orang lain kuat dengan ceritaku bahwa jadikan dirimu itu sebagai pelajaran semata dan bukti cintakasih Allah padaku dan pada mereka, karena tanpamu aku tidak mungkin jadi sosok yang kuat dan tegar. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar