Rabu, 09 Januari 2013

KONDISI MILITER ANGKATAN LAUT PADA ZAMAN KEKHILAFAHAN ISLAM


Jalan untuk mulai menjadi negara nomor satu terkemuka antara lain membutuhkan suatu kekuatan militer yang besar, kuat dan termotivasi. Salah satunya adalah kekuatan militer angkatan laut. Dalam sejarah islam kekuatan militer angkatan laut terkenal dengan kekuatan super power yang diakui oleh negara-negara lain yang sulit ditaklukkan. Tentara militer islam cerdas dalam hal perencanaan atau strategi berperangnya. Selain kuat dari kuantitas jumlah pasukannya juga kuat dari jumlah armada yang tersedia.
Dunia Islam memiliki kapal angkatan laut sekitar 400 kapal laut dan kekuatan armada niaga Dunia Islam 4 kali lebih besar dari yang dimiliki oleh Amerika. Selain itu, negara islam memiliki 27 pelabuhan utama termasuk Selat Malaka, Selat Homruz, Terusan Suez, Teluk Bengal, Tanduk Afrika, Selat Bosphorus dan Teluk Persia. Tempat-tempat tersebut merupakan wilayah yang strategis saat islam berjaya dan wilayah tersebut merupakan jalur perdagangan pada masa itu. Bahkan saat kembalinya Negara Khilafah Islam, Dunia Islam dengan mudah dapat mengontrol rute bisnis dunia dan wilayah yang di bawah kendalinya mencakup Samudera Hindia akibat kehadiran pasukan di perbatasan Bangladesh, Pakistan dan Indonesia. Selain itu, Dunia Islam memiliki kontrol mutlak juga atas Mediterania, Teluk Persia dan Laut Merah.
Selain itu, Dunia Islam memiliki sekitar 33 kapal selam. Dunia Islam memiliki jumlah frigat yang tidak setara, yang jumlahnya dua kali lipat patroli dan kontrol wilayah pesisir, dan dua kali lipat jumlah kapal amfibinya. Pada sebagian wilayah bagiannya pun dapat memproduksi kapal-kapal militer dan kapal selamnya pun secara mandiri.
Dalam dunia islam kondisinya sangat didukung oleh pemerintahan islam dengan memfasilitasi para syuhada yang akan berperang. Maka jangan dibayangkan kondisi militer angkatan laut pada zaman daulah islam degan kondisi Indonesia saat ini,sangat jauh berbeda.