Jumat, 19 April 2013

Untukmu, Tulang Rusukku



Hai ...bisakah kau berhenti sejenak dari semua kepenatan yang telah kau lalui hari ini? Berhenti dari semua aktivitas,dan meluangkan waktu untukku walaupun hanya memakai waktu toleransi yang biasa qt lalui ketika kepepet kajian :D
Aku hanya ingin meminjam benakmu sebentar saja hanya untuk mendengarkan celotehanku,yaahh sebenarnya bukan hanya sekedar celotehan anak-anak SD tentunya kita sudah dewasa dan mengerti arti dari saling memahami J. Saat ini dipikiranku berlari hingga sampai meloncat-loncat pertanyaan yang hingga kini belum juga terjawab, pertanyaan yang tidak pernah aku tanyakan dan tentunya tidak pernah aku sampaikan kepadamu. Karena akupun tidak tahu dan tidak mengenali siapa sebenarnya dirimu itu? Aku mulai mencari hingga kesana kemari,untung saja tidak sampai gugling :D mungkin suatu saat ketika akal sehatku sudah diambang batas dan amnesiaku mulai hadir tanpa aku mengundangnya, akan kulakukan itu semua suatu hal yang saat ini aku pikir tdk mungkin aku melakukannya.
Aahh...tampaknya seperti orang yang tidak punya akal sehat saja.
Karena waktu qt tiggal 10 menit lagi dari batas toleransi (hehe) maka hal yang ingin aku tanyakan pertama padamu adalah maukah kau seperti hanzallah? Dihari pertama kita berstatus baru,tiba-tiba ada panggilan menuju firdaus menjemputmu. Maukah kau seperti hanzallah? Sepertinya tidak perlu aku ceritakan ulang kisah Sahabat rasul yang satu ini,yang begitu membuatku jatuh hati terhadap kebesaran hatinya,cukuplah syirah nabawiyah menjadi saksi. Alangkah bahagianya aku,jika ragamu masih bersamaku namun jiwamu telah bertaut dg hanzallah di jannah-Nya :)
Hal lain yang ingin aku sampikankan padamu, tentunya kita sudah sangat faham tentang tujuan akhir kita akan kemana,serta poros hidup kita adalah dakwah, maka semua permasalahan darimu dan dariku dan masalah kita akan menjadi masalah bersama yang tetap dakwah dan jihad menjadi prioritas utama didalam rumah kita.
Hal terakhir, setelah sekian lama kita menunggu amanah yang akan allah berikan kpd kita, aku harus mengandungnya selama 9 bulan 10 hari, dan kitapun mengasuh dan mendidiknya hingga ia mencapai aqil balig. Namun pada saatnya nanti ia harus pergi meninggalkan kita karena ia telah menjadi syuhada yang bersanding dengan mujahidin di zaman para sahabat. Apakah kau rela membiarkannya pergi wahai penyempurna agamaku??  Begitu bahagianya aku, jika ia tidak pergi sendiri namun ia pun pergi dg ayahnya yang sangat ia cintai.
Walaupun saat ini “kita” belum ada, dan akupun tak tahu kapan waktu itu kan tiiba namun hanya itulah yang ingin aku sampaikan padamu. Aku berharap akan segera mendapatkan jawabannya darimu,hingga semua pertanyaan itu berhenti melompat-lompat dikepalaku dan berhenti untuk menduga-duga yang akhirnya hingga salah sangka :D
Yaahhh...padamu yang sebenarnya akupun tak tahu siapa dirimu :)

3 komentar:

  1. wah..wah..wah..

    Cita-cita yang luar biasa..
    Maf ya ukh, aku membaca pesan darimu untuk tulang rusukmu.. hehehe

    Insya Allah semua cita-cita ukhti tercapai, hanya satu yang perlu diingat, "Cinta dan bencilah karena Allah", dan satu lagi, jika memang pikiran-pikiran itu masih berlari-lari dibenakmu, baca aja deh buku Risalah Hitbah, biar lebih mantap lagi ukh.. :)

    BalasHapus
  2. hihi...

    seru ternyata menulis itu ukhti, n yg ada di benakku tadi hanyalah itu, entah knp. :D

    amiin...aq udah baca buku itu ukh,makannya bisa jd gini. jd faham pernikahan itu bkn hanya sekedar menyatukan 2 insan yg tdk slg kenal awalnya n berbeda. namun tdk sekedar itu, bahwa benar-benar hanya mengharap ridha Allah, n emg benar cinta dan benci karena allah (muqow pisan lah) xixixi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, aku juga udah tamat baca itu, hehehe

      Tapi ternyata masih banyak PR kita ukh, umur kita udah lumayan, tapi ilmu kita untuk masa depan kurang, ilmu aku sih lebih tepatnya, mungkin kalo ukhti udah banyak ilmunya, hehehe

      Aku masih punya PR untuk mampu membahagiakan kedua orang tua dulu kayaknya, nyekolahin adik" juga..

      Hapus