Jumat, 19 April 2013

IKAN KECIL DAN AIR



Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya “Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati”.
Pada saat yang bersamaan seekor ikan kecil mendegarkan percakapan itu dari bawah permukaan air. Dan ternyata Percakapan itu begitu meninspirasi dia, lalu ia mendadak menjadi gelisah dan ingin tahu apakah air itu? Yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. kemudian ikan kecil itu berenang menyusuri sungai dari hulu sampai hilir sambil bertanya pada setiap ikan yang ia temui di perjalanan, dia selalu bertanya: “Hai, taukah kau dimana air?, Aku telah mendengarkan percakapan manusia yang pintar bahwa tanpa air kehidupan kita akan mati”.
Banyak ikan dia temui dijalan, berharap ada yang tahu, namun ternyata hampir seluruh ikan di sungai pun tidak bisa menjawab pertanyaan ikan kecil itu, mereka tidak tahu menahu dimana air. Melihat itu semua, si ikan makin gelisah, namun dengan semangat ‘Jihad’ dia terus mencari cara dan tidak menyerah, hingga akhirnya terbesit dipikirannya tentang ikan sepuh yang tinggal di mata air. Akhirnya ikan kecil memutuskan untuk pergi ke mata air, dia berharap ikan sepuh yang tinggal di mata air bisa membantu menemukan jawaban dari pertanyaan besarnya. Dia yakin ikan sepuh kaya akan pengalaman hidup.
Sesampainya di mata air, ia berhasil bertemu dengan ikan sepuh, dan menjelaskan maksud kedatangannya ke tempat ini. dan perbincanganpun langsung dia akhiri dengan pertanyaan “Dimanakah air itu?”.
Ikan sepuh tersenyum lalu menjawab, “Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu. Sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya. Memang benar, tanpa air kita semua takdalah artinya, memang benar, tanpa air kita semua tidak akan hidup”. ......
Sahabatku, Taukah anda bahwa ternyata demikianlah kehidupan ini. Takubahlah seperti seekor ikan kecil, terkadang manusia mencari kesana-kemari tentang kehidupan dan kebahagiaan, padahal ia sedang menjalaninya, tekadang mereka mengeluh dengan menanyakan dimana kenikmatan hidup itu berada?, padahal kenikmatan hidup itu selalu melingkupinya, sampai-sampai dia sendiri tidak menyadari keberadaanya, terkadang manusia itu baru akan menyadari betapa berharganya sebuah karunia ketika dia telah sadar bahwa karunia itu telah hilang. Apakah kita akan terus menunggu sampai Allah cabut seluruh nikmat yang Dia sudah karuniakan, sehingga baru kita bisa ingat dan mengingatnya selalu?. Atau mungkin tanpa sadar pernah kita berujar “Dimanakah Rahmat Allah itu” ketika kita sedang  mendapatkan masalah? Kita sering mengatakan: “Ya Allah, sungguh masalah yang kau beri ini begitu besar”, tetapi jarang mengatakan: “Wahai masalah, Allah itu sungguh-sungguh maha besar...!”.
jadi, kini bisa kita artikan bahwa ikan kecil dan air itu adalah judul antara kita dan Allah.
Sahabatku, Allah itu Dzat tersendiri, kebesarannya melingkupi ruang dan waktu, oleh karenanya tak patutlah kita tanyakan dimanakah rahamat-Nya itu, Rahmatnya akan selalu mengelilingi kita dalam setiap ruang dan waktu dimana kaki kita berpijak di dalamnya. Oleh karena itu pantaslah bahwa Allah selalu ada dan mengawasi kita dalam keadaan kita sadar ataupun tak sadar, karena begitulah maha kebesarannya.
Terus beranjak dari kisah diatas, adakalanya tiba masa-masa sulit yang membuat hidup terasa penuh kepedihan dan keluh kesah, namun ada saatnya juga tiba masa-masa kegembiraan yang membuat hidup terasa begitu ringan dan terang. Tanpa sadar bibir kita telah basah dengan seyuman. Sesungguhnya, kesedihan, kegembiraan, kekecewaan, keriangan, dan emosi-emosi lainnya itu, hanyalah sementara. Sebagaimana melesatnya siang yang kemudian akan berakhir ditelan malam. Tak selamanya kesedihan menelan anda, semua itu datang silih berganti tanpa selalu dapat dinanti. Mintalah terus pertolongan kepada Allah atas setiap kepenatan yang kita rasa. Taukah anda kenapa?, karena Dia yang maha pemberi solusi.
Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak merubahnya sendiri, bukan begitu?
Yang perlu anda pahami adalah kesementaraan ini. kesementaraan menunjukan bahwa emosi-emosi itu bukanlah milik anda. Ia hanya sebuah tawaran dari alam yang menuntun tindakan dan sikap anda. Ia bukanlah anda saat gembira. Sadarilah kegembiraan itu, pahamilah kesedihan itu. Saat anda penuh dengan kesadaran akan emosi anda, saat itu juga anda telah bersentuhan dengan jiwa yang tenang diri anda sendiri, Allah itu Dzat yang tersendiri, kebesarannya melingkupi ruang dan waktu, jadi masihkah kita bertanya dimanakah karunia-Nya itu? Ketika mendapat masalah, masihkah kita kan bertanya dimanakah pertolongan Allah itu?, padahal sejatinya masalah atau ujian itu hanyalah substansi yang perlu kita cerna dengan akal, dan pahmi semuan dengan iman yang karennya itu, dijadikanlah kita semakin tinggi dan tinggi sampai menduduki tingkatan tertinggi dalam kemuliaan yang hakiki yang Allah ridha padanya, itulah bukti kasih sayang Allah yang tak tergantikan oleh apapun, walaupun dunia dan seisinya.
Sahabatku, pahamilah ayat ini: "Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga Rasul dan orang orang yang beriman bersamanya berkata, “kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat".(QS. 2:214).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar