Kamis, 22 Maret 2012

Alat Pengukur salinitas, tekanan,dan suhu lautan

A. Alat Pengukur Salinitas
ALAT UKUR SALINITAS ANTARA LAIN:
• SALINOMETER
• REFRAKTO METER
Refraktometer merupakan alat pengukur salinitas yang cukup umum. Juga disebut sebagai pengukur indeks pembiasan pada cairan yg dapat digunakan untuk mengukur kadar garam. Prinsip alat ini adalah dengan memanfaatkan indeks bias cahaya untuk mengetahui tingkat salinitas air, karena memanfaatkan cahaya maka alat ini harus dipakai ditempat yang mendapatkan banyak cahaya atau lebih baik kalau digunakan dibawah sinar matahari jadi sehabis kita mengambil sampel air laut kita langsung menghitungnya dengan alat ini. Berikut langkah - langkahnya :

1. Tetesi refraktometer dengan aquadest
2. Bersihkan dengan kertas tisyu sisa aquadest yang tertinggal
3. Teteskan air sampel yang ingin diketahui salinitasnya
4. Lihat ditempat yang bercahaya
5. Akan tampak sebuah bidang berwarna biru dan putih
6. Garis batas antara kedua bidang itulah yang menunjukan salinitasnya
7. Bilas kaca prisma dengan aquades, usap dengan tisyu dan simpan refraktometer di tempat kering

Salinometer
Salinometer adalah alat untuk mengukur salinitas dengan cara mengukur kepadatan dari air yang akan dihitung salinitasnya. Bekerjanya berdasarkan daya hantar listrik,semakin besar salinitas semakin Besar pula daya hantar listriknya. Alat ini digunakan di laboratorium, berbeda dengan refraktometer yang biasa digunakan di lapangan atau outdoor.
Cara menggunaka salinometer adalah sebagai berikut :
1. Ambil gelas ukur yang panjang, isi dengan air sampel yang akan diukur salinitasnya
2. Salinitas akan terbaca pada skalanya

B. Alat Pengukur Suhu
PENGUKURAN SUHU PERMUKAAN LAUT (SPL)
Alat yang digunakan : Thermometer
Langkah penggunaan :
• Untuk pengukuran suhu permukaan, dapat digunakan thermometer biasa (raksa/alkohol)
• Bila jarak dek kapal dengan permukaan air cukup dekat, dapat dilakukan dengan melakukan kontak langsung thermometer dengan permukaan laut.
• Tunggu beberapa saat sampai thermometer dapat menyesuaikan dengan suhu permukaan laut (air raksa berhenti bergerak).
• Namun bila jarak dek kapal dengan permukaan laut cukup jauh dapat dilakukan dengan mengambil sejumlah massa air ke kapal, baru kemudian diukur dengan thermometer.
• Hindari kontak langsung dengan cahaya matahari, karena dapat mempengaruhi pembacaan thermometer, terutama pada siang hari.

C. Alat Pengukur Tekanan
Alat-Alat yang berhubungan dengan pengukuran tekanan dalam laut.
1. CTD (Conductivity Temperature Depth).
Secara umum, sistem CTD terdiri dari unit masukan data, sistem pengolahan, dan unit luaran. CTD digunakan untuk mengukur karakteristik air seperti suhu, salinitas, tekanan, kedalaman, dan densitas.
Unit pengolah terdiri dari sebuah unit pengontrol CTDS (CTD Sensor) dan komputer yang dilengkapi perangkat lunak. Unit pengontrol berfungsi sebagai pengolah sinyal CTD, penampil hasil pengukuran serta pengubah sinyal analog ke digital. CTD mengontrol setiap kegiatan akusisi dan pengambilan sampel serta kalibrasi. Setiap penekanan tombol fungsi sesuai pada menu, maka printer akan mencetak posisi, kedalaman, salinitas, konduktifitas dan temperatur sehingga kronologis kegiatan pengoprasian CTD dapat terekam. Sensor adalah sebuah piranti yang mengubah fenomena fisika menjadi sinyal elektrik. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas).
a. Sensor Tekanan.
Sensor tekanan merupakan sensor yang memanfaatkan hubungan langsung antara tekanan dan kedalaman. Sensor ini terdirai dari tahanan yang berbentuk seperti jembatan wheatsrone kemudian dinamakan strain gauge. Strain gauge merupakan alat resistansi yang berubah ketika mendapat tekanan, Tahanan ini akanmemegang peranan ketika mendapat gaya dalam bentuk fisika seperti tekanan, beban (berat), arus dll. (Herunadi, 1998).
Cara kerja:
CTD diturunkan ke kolom perairan dengan menggunakan winch disertai seperangkat kabel elektrik secara perlahan hingga ke lapisan dekat dasar kemudian ditarik kembali ke permukaan. CTD memiliki tiga sensor utama, yakni sensor tekanan, sensor temperatur, dan sensor untuk mengetahui daya hantar listrik air laut (konduktivitas). Pengukuran tekanan pada CTD menggunakan strain gauge pressure monitor atauquartz crystal.
Tekanan akan dicatat dalam desibar kemudian tekanan dikonversi menjadi kedalaman dalam meter. Sensor temperatur yang terdapat pada CTD menggunakan thermistor, termometer platinum atau kombinasi keduanya. Sel induktif yang terdapat dalam CTD digunakan sebagai sensor salinitas. Pengukuran data tercatat dalam bentuk data digital. Data tersebut tersimpan dalam CTD dan ditransfer ke komputer setelah CTD diangkat dari perairan atau transfer data dapat dilakukan secara kontinu selama perangkat perantara (interface) dari CTD ke komputer tersambung.
2. Ocean bottom Seismometer
Seismometer mengukur gerakan dalam kerak bumi. Sekitar 90 persen dari seluruh alam terjadi gempa bawah laut, di mana tekanan yang besar dan dingin membuat pengukuran sulit. Seismometer laut-bawah (OBS) dikembangkan untuk tugas ini.
Para ilmuwan menggunakan data seismometer untuk menghitung energi yang dilepaskan oleh gempa bumi, seperti yang besar pada bulan Desember 2004 yang menyebabkan tsunami Samudera Hindia. Dengan menggunakan seismometer sensitif untuk mempelajari gempa bumi kecil, para peneliti sedang bekerja untuk memprediksi gempa bumi besar atau letusan gunung berapi.
ilmuwan lain menggunakan seismometer untuk mengintip di dalam Bumi itu sendiri.Gelombang yang menghasilkan gempa bumi mendapatkan cacat atau melambat ketika mereka melalui bahan yang berbeda dalam bumi. Seismometer dilengkapi dengan jam tepat merekam bentuk dan kecepatan gelombang ini ketika mereka tiba. Setelah gempa bumi, data dari seismometer luas banyak membantu ahli geologi untuk menghitung struktur Bumi mantel dan kerak.
Seismometer dan tekanan
karena seismometer digunakan sebagai indikator terjadinya gempa bumi di bawah laut, maka alat ini juga dapat mengukur tekanan air dibawah laut karena seismometer dapat bertahan di dalam keadaan tekanan laut yang besar dan dingin dibandingkan dengan alat lainnya yang tidak bisa menjangkau daerah bertekanan besar tersebut
Cara kerja :
Seismometer bekerja dengan menggunakan prinsip inersia. Tubuh seismometer terletak aman di dasar laut. Di dalam, massa berat tergantung pada musim semi antara dua magnet. Ketika bergerak bumi, begitu juga seismometer dan magnet, tetapi sebentar massa tetap di tempat itu. Sebagai massa berosilasi melalui medan magnet menghasilkan arus listrik yang langkah-langkah instrumen.
seismometer itu sendiri adalah silinder logam kecil, sisa timbunan footlocker berukuran terdiri dari peralatan untuk menjalankan seismometer (logger data dan baterai), perlahan seismometer tenggelam ke dasar laut, kemudian dengan menggunakan rilis akustik remote control dan flotasi untuk membawa alat kembali ke permukaan.
3. Manometer digital
Manometer adalah alat ukur tekanan dan manometer tertua adalah manometer kolom cairan. Alat ukur ini sangat sederhana, pengamatan dapat dilakukan langsung dan cukup teliti pada beberapa daerah pengukuran. Manometer kolom cairan biasanya digunakan untuk pengukuran tekanan yang tidak terlalu tinggi (mendekati tekanan atmosfir). Manometer digital dapat mengukur tekanan air hingga kedalam 25 meter. walaupun tidak memiliki kapasitas kedalam yang dalam, alat ini dapat digunakan dalam pengukuran dalam kehidupan sehari-hari.
4. output pemancar tekanan air
Satu lagi alat yang merupakan output dari pemancar untuk pengukur tekanan air. Alat ini dapat mengukur tekanan yang berkisar dari 100 mbar sampai dengan 1000 bar dari kedalaman laut. Selain itu, alat ini juga dapat menhitung temperatur di kedalaman laut yang berkisar -25C hingga 100C.


tulisan ini akan utuh jika anda membaca dari awal. bisa di klik disini http://lizanaueparanaue.blog.com/ 
semoga bermanfaat :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar