Selamat
siang, selamat beraktivitas untukmu hari ini. Apa kabarnya dirimu saat ini? Sudahkah
kau tunaikan hak Rabbmu dengan baik? Begitupun dengan aku disini, aku selalu
berusaha untuk menjalankan setiap perintah-Nya, tentu tidak lupa senantiasa
melayakkan diri dihadapan-Nya agar ketika Dia mempertemukanku denganmu, aku
seperti melihat diriku didepan cermin, jelas nyata tergambar, apa yang aku
usahakan saat ini akan aku terima di masa depan melalui dirimu.
Apakah
kamu tahu? Saat ini mulai banyak orang yang bertanya tentangmu padaku, bertanya
kamu dimana? Seperti apa kamu? Apakah kamu baik-baik saja? Apa yang kamu suka
dan apa yang tidak kamu suka? Dan pertanyaan lain seputarmu. Aku bingung, apa
yang harus aku jawab? Mana bisa aku menjawab semua pertanyaan mereka, sedangkan
aku sendiri tidak mengenalmu, seperti apa kamu, apa yang kamu suka dan tidak
kamu suka. Allah belum mengijinkanku untuk mengenalmu. Ya, kamu masih menjadi
rahasia-Nya, dan begitupun mungkin aku bagimu.
Saat
ini, aku hanya bisa mengirimkan doa untumu. Ibarat sebuah surat yang aku
kirimkan tanpa tahu untuk siapa surat itu, tapi aku yakin surat itu akan
diterima oleh orang yang tepat ketika aku menitipkannya kepada Rabb semesta
alam, Rabb pemilik jiwaku dan jiwamu, yang Dia tidak akan salah memasangkan
separuh jiwa ini. Sungguh, banyak yang ingin aku ceritakan kepadamu, sudah
bertahun-tahun aku simpan dan aku hanya ingin kamu yang mendengarkannya, tidak
orang lain tidak siapapun,dan tanpa ada siapapun, saat ini hanya Allah lah
sebaik-baik tempat meminta dan berharap.
Tapi
ada hal yang mungkin bisa aku ceritakan padamu saat ini, sebuah kisah yang
nantinya aku berharap kamu bisa mengambil pelajaran dari ceritaku ini, yang
nantinya aku berharap kamu bisa lebih kuat dan tegar dalam usaha menggapai
ridha Allah hingga pada suatu hari nanti Allah pertemukan kita dan terhapuslah
semua rasa yang membuncah dalam diri kita saat ini.
My future husband, dengarkanlah sejenak ceritaku. Aku pernah
menyaksikan seseorang yang begitu halus hatinya, cinta kepada kedua
orangtuanya, cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, takut untuk melakukan
kemaksiatan dan takut menyakiti hati oranglain. Tapi dengan segala kebaikannya,
Allah uji dia dengan belum juga dipertemukan dengan belahan jiwanya, dulu aku
berpikir orang baik pasti segalanya Allah mudahkan, tapi ternyata karena
cintanya Allah kepada hamba-Nya yang taat, Allah uji dia hingga dia berjalan
tanpa menanggung dosa sedikitpun.
Aku
salut dengan perjuangan dia untuk menggenapkan setengah diin nya, cara A B C dia lakukan, tapi belum kunjung berhasil. Pada
suatu waktu Allah pertemukan dia dengan seseorang yang menurutnya tepat, segala
proses dia jalani, hingga semua persiapan sudah dirancang, tinggal selangkah lagi
menuju pelaminan, tapi manusia hanya mampu berusaha Allah lah yang menentukan. Segala
persiapan yang sudah dirancang, gagal terlaksana. Dan yang paling memilukan,
dia merasakan kegagalan itu bukan hanya sekali tapi puluhan kali, dengan
berbagai macam factor, dari yang masuk akal sampai tidak masuk akal, dari yang
biasa saja di hati sampai yang sangat menyakitkan hati, ya Rabbi, aku tidak
bisa membayangkan apabila semua itu terjadi padaku, apakah aku bisa kuat
menjalaninya? Begitulah Allah, menurunkan ujian sesuai dengan kemampuan “pundak”
hamba-Nya untuk menanggung ujian tersebut. Lagi-lagi aku salut padanya, setelah
berbagai kegagalan dia lalui, dia tidak pernah menyerah dalam menjemput jodoh,
dia usaha lagi dan lagi, karena dia yakin segala usaha yang ia lakukan akan
berbuah pahala dan kebaikan jika dia ikhlas menjalaninya. Terbayang olehku,
orang seperti apa yang kelak akan mendampinginya? Pasti orang yang sangat luar
biasa, dan mungkin saat ini Allah sedang mempersiapkan mereka berdua agar
diakhir nanti tercipta suatu bahtera rumah tangga yang diatasnya dinaungi
keberkahan oleh Allah. Mungkin tak perlu lah aku menceritakan detail kisahnya
padamu, yang penting saat ini kita bisa mengambil pelajaran dengan memetik
hikmah dari perjalanan hidup orang lain.
My future husband, aku
ingin dari kisah diatas, itu bisa menguatkan kita saat ini, perjalanan kedepan
bukanlah sebuah perjalanan yang mulus, ibarat jalan tol tak selamanya lancar pasti
kadang ada hambatannya karena kemacetan, begitupun dengan masa pencarian dan
penantian kita sat ini. Teruslah berdoa pada Allah, agar Dia menguatkan hatimu
dan hatiku saat ini, apa yang Dia jaga dalam dirimu pasti Dia pun menjaga apa
yang ada dalam diriku saat ini, aku adalah cerminanmu dan kamu adalah
cerminanku. Tetaplah berusaha dengan sebaik-baik usaha, Allah akan melihat
usahamu baik yang terlihat maupun yang tidak terllihat oleh manusia. Selalulah berdoa
pada-Nya agar Allah menggerakkan hatimu dan hatiku hingga pada akhirnya Allah
berkenan mempertemukan kita di telaga peraduan yang sudah lama menjadi tempat
kita singgah saat ini.
My future husband, yang
perlu kamu ketahui, pernikahan bukanlah sebuah perjalan singkat dan mudah, tapi
adalah sebuah perjalan panjang lagi sukar, penuh dengan pengorbanan, didalamnya
dibangun dengan sifat saling memahami, saling mengisi dan melengkapi, saling
menasehati, saling memberi, saling menerima, saling membahagiakan, saling
mendoakan dan banyak lagi PR lainnya. Mungkin saat ini aku kuat menjalani
segalanya sendiri, tapi nanti aku butuh kamu untuk selalu ada disisku. Saat ini
ketika sedih, aku hanya bisa menangis dan berdoa kepada Allah, tapi nanti aku
butuh dirimu juga untuk menjadi sosok yang mendengarkan kesedihan dan kegelisahanku
dan meminjamkan pundakmu untuk aku bersandar ketika aku lelah dengan ujian yang
kita hadapi, nanti aku butuh kamu sebagai pengganti papa yang bisa selalu
menasehatiku ketika aku salah, mengajakku bercanda dan bermain ketika aku bosan
dan menatap serta mendengarkan ku lembut ketika aku sedang bercerita, cerita
apapun itu.
My future husband, dimanapun
kamu berada saat ini,itulah yang ingin aku ceritakan padamu, tidak perlu
banyak-banyak, biarlah detailnya aku akan ceritakan padamu kelak. Saat ini,
tidak henti-hentinya aku berdoa untukmu, semoga Allah selalu menjagamu disana,
aktivitasmu dijauhkan dari bermaksiat kepada Allah, pekerjaanmu berkah, selalu
diberikan kesehatan dan panjang umur dalam kebaikan. Diakhir ceritaku ini, aku
ingin berpesan padamu, silahkan datang padaku ketika aku dan orangtuaku sudah
siap menerimamu, aku tidak mau menyakitimu dengan mengiming-imingi kemudahan
dalam proses, tidak! aku akan menggambarkan semua sekalipun itu pahit, aku
ingin kita memohon pertolongan dan berharap hanya kepada Allah tidak kepada
yang lain. Maka, siapkanlah terlebih dulu dirimu dan orangtuamu saat ini,
begitupun denganku disini aku siapkan diri dan orangtuaku, agar ketika Allah
menjawab doa kita nanti, kita sudah betul-betul siap dan hanya tinggal menunggu
keputusan Allah, hadiah apa yang terbaik untuk kita miliki nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar