RANTAI MAKANAN PADA EKOSISTEM MANGROVE
Pada umumnya fauna yang hidup di hutan bakau
adalah serangga, crustaceae, mollusca, ikan, burung reptile dan mamalia. Untuk
reptilia mungkin pada kasus ini tidak ada meskipun kemungkinan terdapat reptile
di hutan bakau ini.
Hutan bakau di beberapa daerah sebagian besar
banyak yang telah beralih fungsi dan di konversi menjadi lahan budidaya ikan
maka akan terjadi pemutusan rantai makanan yang mengandalkan nutrient yang ada
di pohon mangrove tersebut. Penjelasannya seperti ini, kita sama-sama
mengetauhi bahwa rantai makanan yang terjadi di hutan mangrove/bakau tersebut
memiliki tipe rantai makanan detritus, rantai makanan ini sumber utamanya dari
hasil penguraian guguran daun dan ranting yang dihancurkan oleh bakteri dan
fungi sehingga menhasilkan detritus, hancuran detrirus ini menghasilkan
nutrient yang sangat penting bagi cacing, mollusca, crustaceae dan hewan
lainnya. Dengan rantai tersebut apabila hutan bakau ini di ubah menjadi lahan
budidaya maka, cacing, crustacean, mollusca dan hewan lainnya tidak mendapatkan
nutrient yang cukup utuk perkembangan kehidupannya. Bakteri dan fungi akan
dimakan oleh sebagian protozoa dan avertebrata, kemudian protozoa dan
avertrtebrata akan dimakan oleh karnivora sedang yang selanjutnya di makan oleh
karnivora tingkat tinggi, Juwana (1999). Menyimak pernyataan tersebut bahwa
fungi dan bakteri yang tadi nya hidup untuk menguraikan dedaunan bakau/mangrove
yang sudah jatuh dan seperti itu kehidupannya maka bakteri dan fungi tersebut akan
berkurang meskipun tidak semua jenis bakteri dan fungi itu berkurang. Mungkin
untuk selanjutnya tidak ada yang berubah karena protozoa dan avertebrata
memakan baketri dan fungi yang kita tahu bahwa lahan tersebut tinggal beberapa
jenis bakteri dan fungi.
Diagram
rantai makanan mangrove
Sumber utama detritus adalah hasil penguraian
guguran daun mangrove yang jatuh ke perairan oleh bakteri dan fungi
(Romimohtarto dan Juwana 1999). Rantai makanan detritus dimulai dari proses
penghancuran luruhan dan ranting mangrove oleh bakteri dan fungi (detritivor)
menghasilkan detritus. Hancuran bahan organik (detritus) ini kemudian menjadi
bahan makanan penting (nutrien) bagi cacing, crustacea, moluska, dan hewan
lainnya (Nontji, 1993). Setyawan dkk (2002) menyatakan nutrien di dalam
ekosistem mangrove dapat juga berasal dari luar ekosistem, dari sungai atau
laut. Lalu ditambahkan oleh Romimohtarto dan Juwana (1999) yang menyatakan
bahwa bakteri dan fungi tadi dimakan oleh sebagian protozoa dan avertebrata.
Kemudian protozoa dan avertebrata dimakan oleh karnivor sedang, yang
selanjutnya dimakan oleh karnivor tingkat tinggi.
Mata
rantai makanan yang terdapat pada ekosistem mangrove ini tidak terputus. Pada
dasarnya rantai makanan pada ekosistem mangrove ini terbagi atas dua jenis
yaitu rantai makanan secara langsung dan rantai makanan secara tidak langsung (rantai detritus).
1.
Rantai Makanan Langsung
Pada
rantai makanan langsung yang bertindak sebagai produsen adalah tumbuhan
mangrove. Tumbuhan mangrove ini akan menghasilkan serasah yang berbentuk daun,
ranting, dan bunga yang jatuh ke perairan. Selanjutnya sebagai konsumen tingkat
satu adalah ikan-ikan kecil dan udang yang langsung memakan serasah mangrove
yang jatuh tersebut. Untuk konsumen tingkat dua adalah organisme
karnivora yang memakan ikan-ikan kecil dan udang tersebut. Selanjutnya untuk
konsumen tingkat tiga terdiri atas ikan-ikan besar maupun burung – burung
pemakan ikan. Pada akhirnya konsumen tingkat tiga ini akan mati dan diuraikan
oleh detritus sehingga akan menghasilkan senyawa organic yang bisa dimanfaatkan
oleh tumbuhan mangrove tersebut.
2. Rantai Makanan Tidak
Langsung / Rantai Detritus
Pada
rantai makanan tidak langsung atau rantai detritus ini melibatkan lebih banyak
organisme. Bertindak sebagai produsen adalah mangrove yang akan menghasilkan
serasah yang berbentuk daun, ranting, dan bunga yang jatuh ke perairan.
Selanjutnya serasah ini akan terurai oleh detrivor / pengurai. Detritus
yang mengandung senyawa organic kemudian akan dimakan oleh Crustacea, bacteria,
alga, dan mollusca yang bertindak sebagai konsumen tingkat satu. Khusus untuk
bacteri dan alga akan dimakan protozoa sebagai konsumen tingkat dua. Protozoa
ini kemudian akan dimakan oleh amphipoda sebagai konsumen tingkat tiga. Lalu,
baik crustacea ataupun amphipoda ini dimakan oleh ikan kecil (Konsumen Tingkat
4) dan kemudian akan dimakan oleh ikan besar (konsumen 5). Selanjutnya untuk
konsumen tingkat enam terdiri atas ikan-ikan besar maupun burung – burung
pemakan ikan dan pada akhirnya konsumen tingkat enam ini akan mati dan
diuraikan oleh detritus sehingga akan menghasilkan senyawa yang bisa
dimanfaatkan oleh tumbuhan mangrove tersebut.
catatan ini bersambung ke http://sagaramarta.blogspot.com/
semoga bermanfaat :)
catatan ini bersambung ke http://sagaramarta.blogspot.com/
semoga bermanfaat :)
thankyou for your attention, constructive comments, very good. :)
BalasHapus